Media Cair Sebagai Media Pertumbuhan Jamur Akar Putih (Rigidoporus microporus)

  • Binerd Anthon Im Toy SMA Negeri Nunbena, Kab. Timor Tengah Selatan, Nusa Tenggara Timur
  • Dhanang Puspita Teknologi Pangan, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga
Keywords: Jamur, Medium, PDL, PSL, Rigidoporus microporus.

Abstract

Jamur akar putih (Rigidoporus microporus) adalah jamur patogen yang menyerang dan mematikan tanaman karet. Dalam penelitian jamur akar putih dibutuhkan medium untuk menumbuhkan dalam kultur media. Ada 2 jenis kultur media yaitu dalam bentuk padat dan cair. Medium padat digunakan untuk menumbuhkan isolat di permukaan, sedangkan medium cair untuk membuat suspensi isolat dalam cairan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui penggunaan media cair terhadap pertumbuhan jamur akar putih (Rigidoporus microporus). Media cair yang digunakan adalah PDL (Potato Dextrose Liquid) dan PSL (Potato Sucrose Liquid) dan isolat jamur akar putih. Hasil penelitian menunjukan bahwa medium cair bisa digunakan untuk menumbuhkan jamur akar putih. Medium cair yang dalam kondisi statis, jamur akar putih akan tumbuh di permukaan, sedangkan dalam kondosi dihomogenisasi jamur akar putih tumbuh dalam larutan/tersuspensi. Dapat disimpulkan, jamur akar putih dapat tumbuh dalam medium cair baik dalam kondisi statis maupun homogen.

References

Achmad, E. N. Herliyana, & E. A. Octaviani. (2013). “Pengaruh pH, Penggoyangan Media, dan Penambahan Serbuk Gergaji terhadap Pertumbuhan Jamur Xylaria sp”. Jurnal Silvikultur Tropika, 04(02), 57-61.

Amaria, W., E. Taufiq, & R. Harni. (2013). “Seleksi dan Identifikasi Jamur Antagonis sebagai Agens Hayati Jamur Akar Putih (Rigidoporus microporus) pada Tanaman Karet”. Buletin RISTRI, 4(1), 55-64.

Basu, S., C. Bose, N. Ojha, N. Das, J. Das, M. Pal, & S. Khurana. (2015). “Evolution of Bacterial and Fungal Growth Media”. Bioinformation, 11(4), 182-184.

Campbell, N. A., J. B. Reece, L. A. Urry, M. L. Cain, S. A. Wasserman, P. V. Minorsky, & R. B. Jackson. (2008). Biologi, Edisi Kedelapan Jilid 2. Erlangga, Jakarta.

Frank, J. F. G. L. Christen, & L. B. Bullerman (G.H. Richardson, Tech. Comm). (1993). Tests for Groups of Microorganisms. P. 271-286.

Hendaryono, D. P. S. & A. Wijayani. (1994). Teknik Kultur Jaringan. Kanisius, Yogyakarta.

Hoa, H. T. & C. L. Wang. (2015). “The Effects of Temperature and Nutritional Conditions on Mycelium Growth of Two Oyster Mushrooms (Pleurotus ostreatus and Pleurotus cystidiosus)”. Mycobiology, 43(1), 14-23.

MacFaddin, J. F. (1985). Media for Isolation-Cultivation-Identification-Maintenance of Medical Bacteria, Volume I. Williams & Wilkins, Baltimore, MD.

Maharani, M. M., N. I. Ratnanintyas, & S. Priyanto. (2014). “Penggunaan Beberapa Medium Semisintetik untuk Produksi Hifa Jamur Maitake (Grifola Frondosa (Dickson: Fr.) S. F. Ray) Isolat Cianjur Dan Ekstrak Kasarnya”. Scripta Biologica, 1(1), 20-25.

Martyniuk, S., & J. Oron. (2011). “Use of Potato Extract Broth for Culturing Root-Nodule Bacteria”. Polish Journal of Microbiology, 60(4), 323-327.

Prasetyo, J., T. N. Aeny, & R. Suharjo. (2009). “The Corelations Between White Rot (Rigidoporus lignosus L.) Incidence Soil Characters of Rubber Ecosystem in Penumangan Baru, Lampung”. J. HPT Tropika, 9(2), 149-157.

Semangun, H. (2007). White Root Disease of Rubber: Some of Its Biological Aspects. Proceedings International Workshop on White Root Disease of Hevea Ruber, 60-67.

Published
2019-10-29