Main Article Content
Abstract
Kondisi awal di SDI Bobawa menunjukkan adanya kebiasaan belajar yang kurang mendukung penguatan literasi dan numerasi siswa. Siswa cenderung pasif sebelum pembelajaran dimulai, minat baca masih rendah, dan kemampuan dasar berhitung belum merata. Fenomena ini mendorong perlunya transformasi kultur sekolah melalui integrasi kegiatan menghafal perkalian dan membaca buku non-pelajaran secara rutin sebelum pembelajaran dimulai. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis proses pelaksanaan, perkembangan nilai karakter, manfaat, serta tantangan yang muncul selama implementasi program tersebut. Penelitian menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif dengan teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi yang melibatkan kepala sekolah, guru, dan siswa. Analisis dilakukan secara tematik untuk mengidentifikasi pola-pola utama dalam pelaksanaan kultur sekolah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kegiatan menghafal perkalian dan membaca buku non-pelajaran secara rutin mampu menciptakan suasana kelas yang lebih kondusif, meningkatkan keterlibatan siswa, serta menumbuhkan nilai-nilai karakter seperti disiplin, tanggung jawab, kemandirian, dan empati. Peran guru sebagai pendamping sangat penting dalam keberhasilan program, namun masih terdapat hambatan seperti minat baca yang belum merata, keterbatasan bahan bacaan, dan pengaruh lingkungan sosial. Temuan ini memperkuat pentingnya evaluasi dan inovasi berkelanjutan agar transformasi kultur sekolah dapat secara optimal berkontribusi pada pembentukan karakter dan peningkatan kompetensi siswa di sekolah dasar.